Fenomena Mistis dan Budaya Indonesia dalam Film Racun Sangga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam dunia hiburan, Robby Purba kembali menghadirkan konten menarik melalui kanal YouTube-nya. Kali ini, ia membahas fenomena mistis yang diangkat ke layar lebar melalui film Racun Sangga, sebuah karya yang menggali tradisi dan budaya mistis dari Kalimantan.
Robby memulai perbincangan dengan dua bintang utama film tersebut, Fahad dan Frederika, yang berbagi pengalaman mereka selama proses syuting. Film ini terinspirasi dari kisah nyata pasangan suami istri yang menjadi korban praktik mistis bernama Racun Sangga. Praktik ini dipercaya sebagai salah satu bentuk santet yang dirancang untuk memisahkan pasangan.
“Awalnya saya skeptis terhadap hal-hal seperti ini,” ungkap Fahad, pemeran Andi dalam film tersebut. Namun, setelah bertemu langsung dengan korban dan mendengar kisahnya, Fahad mengaku mulai terbuka terhadap kemungkinan adanya fenomena yang sulit dijelaskan secara logis.
Frederika, pemeran Maya, juga mengungkapkan pengalaman serupa. “Saya sebelumnya tidak percaya dengan hal-hal mistis. Tapi saat mendengar cerita dari korban, terutama dampak psikologis yang mereka alami, saya jadi memahami betapa seriusnya masalah ini," ujarnya.
Robby, yang menjadi pembawa acara, tidak hanya fokus pada aspek mistis, tetapi juga pada sisi budaya dan psikologis dari fenomena ini. "Saya tertarik membahas bagaimana cerita ini menjadi refleksi budaya sekaligus membuka diskusi tentang kesehatan mental di tengah masyarakat modern," kata Robby.
Film Racun Sangga disutradarai oleh Rizal Mantovani dan diproduseri oleh Sunil Soraya, dengan jadwal tayang pada 12 Desember 2024. Para pemeran menceritakan bahwa proses syuting membawa tantangan tersendiri, terutama karena lokasi di Kalimantan yang menyimpan cerita mistis. Meski begitu, mereka sepakat bahwa pengalaman ini memberikan wawasan baru tentang tradisi dan kepercayaan yang ada di Indonesia.
Salah satu poin menarik dalam diskusi adalah dampak psikologis yang dialami korban Racun Sangga. "Bukan hanya fisik, tetapi juga psikis mereka terganggu," jelas Fahad. "Korban mengaku sering mendengar bisikan dan merasa depresi hingga berpikir untuk mengakhiri hidupnya."
Robby pun menekankan pentingnya menjaga perspektif yang objektif. "Tujuan kita membahas ini bukan untuk mempromosikan hal-hal mistis, tetapi untuk mengapresiasi budaya yang sarat makna. Kita juga ingin membuka diskusi tentang bagaimana kesehatan mental bisa terganggu oleh tekanan dari luar, baik itu secara fisik maupun emosional," tambahnya.
Film ini diharapkan tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga edukasi tentang pentingnya menghargai tradisi sekaligus membuka ruang diskusi yang relevan dengan kehidupan modern. Saksikan diskusi lengkapnya di kanal YouTube @RobbyPurba, dan jangan lupa untuk mendukung film Racun Sangga di bioskop mulai 12Desember2024!
Robby memulai perbincangan dengan dua bintang utama film tersebut, Fahad dan Frederika, yang berbagi pengalaman mereka selama proses syuting. Film ini terinspirasi dari kisah nyata pasangan suami istri yang menjadi korban praktik mistis bernama Racun Sangga. Praktik ini dipercaya sebagai salah satu bentuk santet yang dirancang untuk memisahkan pasangan.
“Awalnya saya skeptis terhadap hal-hal seperti ini,” ungkap Fahad, pemeran Andi dalam film tersebut. Namun, setelah bertemu langsung dengan korban dan mendengar kisahnya, Fahad mengaku mulai terbuka terhadap kemungkinan adanya fenomena yang sulit dijelaskan secara logis.
Frederika, pemeran Maya, juga mengungkapkan pengalaman serupa. “Saya sebelumnya tidak percaya dengan hal-hal mistis. Tapi saat mendengar cerita dari korban, terutama dampak psikologis yang mereka alami, saya jadi memahami betapa seriusnya masalah ini," ujarnya.
Robby, yang menjadi pembawa acara, tidak hanya fokus pada aspek mistis, tetapi juga pada sisi budaya dan psikologis dari fenomena ini. "Saya tertarik membahas bagaimana cerita ini menjadi refleksi budaya sekaligus membuka diskusi tentang kesehatan mental di tengah masyarakat modern," kata Robby.
Film Racun Sangga disutradarai oleh Rizal Mantovani dan diproduseri oleh Sunil Soraya, dengan jadwal tayang pada 12 Desember 2024. Para pemeran menceritakan bahwa proses syuting membawa tantangan tersendiri, terutama karena lokasi di Kalimantan yang menyimpan cerita mistis. Meski begitu, mereka sepakat bahwa pengalaman ini memberikan wawasan baru tentang tradisi dan kepercayaan yang ada di Indonesia.
Salah satu poin menarik dalam diskusi adalah dampak psikologis yang dialami korban Racun Sangga. "Bukan hanya fisik, tetapi juga psikis mereka terganggu," jelas Fahad. "Korban mengaku sering mendengar bisikan dan merasa depresi hingga berpikir untuk mengakhiri hidupnya."
Robby pun menekankan pentingnya menjaga perspektif yang objektif. "Tujuan kita membahas ini bukan untuk mempromosikan hal-hal mistis, tetapi untuk mengapresiasi budaya yang sarat makna. Kita juga ingin membuka diskusi tentang bagaimana kesehatan mental bisa terganggu oleh tekanan dari luar, baik itu secara fisik maupun emosional," tambahnya.
Film ini diharapkan tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga edukasi tentang pentingnya menghargai tradisi sekaligus membuka ruang diskusi yang relevan dengan kehidupan modern. Saksikan diskusi lengkapnya di kanal YouTube @RobbyPurba, dan jangan lupa untuk mendukung film Racun Sangga di bioskop mulai 12Desember2024!
(dra)